![]() |
EDUWISATA MI Daarussalaam Kunjungi Museum Taruna Abdul Djalil |
Belajar sambil wisata? Ya ke Museum. Sambil belajar sejarah mata dipuaskan dengan pemandangan patung manekin yang melihat-lihat proses mencetak Tentara Nasional Indonesia, jiwa patriot pun tumbuh
Mafaza-Online | Mengisi liburan akhir tahun, siswa siswi kelas 2 MI Daarussalam Karangmalang Secang mengunjungi Museum Taruna di Magelang.
Museum Taruna Abdul Djalil merupakan museum khusus yang menampilkan benda sejarah keprajuritan. Khususnya, pendidikan keprajuritan setingkat akademi di Indonesia mulai tahun 1945 sampai sekarang.
Silakan Klik:
Helikopter dan Tank berada di halaman depan bangunan dua lantai dengan luas bangunan sekitar 980 meter persegi ini. Terdapat tujuh ruang, antara lain ruang auditorium yang menampilkan film pendek sejarah berdirinya Akmil Magelang.
Kemudian ruang pra-Akademi Militer Nasional (AMN), ruang AMN, ruang AKABRI, ruang Akmil, ruang koleksi senjata laras panjang dan pistol, dan ruang batik taruna yang berisi foto alumni berprestasi. Juga ditambah taman meriam yang berada di komplek luar gedung museum.
Selain berfungsi sebagai sarana pendidikan untuk meningkatkan semangat patriotisme dan nilai-nilai kejuangan bagi Taruna Akademi Militer dan masyarakat umum, museum ini juga menjadi salah satu objek wisata sejarah di Kota Magelang.
Museum Taruna Abdul Jalil pertama diresmikan pada tanggal 4 Oktober 1964 oleh Brigadir Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI), Soerono Reksodimejo.
“Abdul Djalil itu seorang alumni Akmil Yogyakarta," terang tentara yang menjadi guide kami.
Beliau, tambahnya, gugur di medan perang saat berlangsungnya agresi militer kedua.
“Sosok Abdul Djalil memiliki dedikasi yang luar biasa, juga memiliki keahlian di bidang seni, sastra dan musik,” terangnya.
Seekor macan Tidar jantan yang telah diawetkan di dalam sebuah kotak berkaca akan menyambut pengunjung sebelum memasuki lebih dalam gedung museum.
Guide kami menambahkan, macan tersebut adalah macan liar yang saat itu hidup di sekitaran Gunung Tidar.
Sementara macan Tidar betina, disimpan di dalam ruang Akabri. Macan adalah simbol semangat juang para taruna.
Baca Juga :
____________________________________________________________________________
Stroke Selain Menyebabkan Cacat Permanen juga Memicu Masalah Finansial, Yuk Kenali
KESEMPATAN EMAS Pertolongan Pertama Stroke
Ada juga lho ruang senjata. Di ruang senjata ini, terdapat sebanyak 400 jenis senjata, baik pistol dan senjata laras panjang berbagai ukuran dan karakternya, serta artileri.
Senjata-senjata tersebut bukan hanya senjata yang biasa dipakai oleh tentara, namun juga terdapat senjata yang biasa digunakan oleh personel kepolisian. Bahkan, juga terdapat senjata-senjata yang digunakan oleh para anggota PKI dalam tragedi G 30 S/PKI.
Sebagian senjata masih digunakan di lapangan. Uniknya, di museum ini juga terdapat dua senjata pistol emas. Pistol emas tersebut salah satunya adalah sumbangan dari Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno (mantan Wapres RI). Kabarnya, pistol emas ini digunakan untuk memberangus PKI.
Sedangkan pistol emas kedua adalah sumbangan dari Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu (mantan Kepala Staf TNI AD).
Di ruang yang lain, yakni ruang batik taruna terdapat foto-foto alumni yang berprestasi, baik di bidang kemiliteran maupun di bidang pemerintahan. Tentunya, foto Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan alumni terbaik AKABRI/Akmil tahun 1973 juga terpasang cukup spesial di ruang ini.
Untuk menghormati dan mengenang para taruna yang wafat, di museum ini juga terdapat foto-foto taruna yang telah gugur di medan tempur saat dikirim ke Timor Timur maupun ke Aceh.
Museum ini adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh Akademi Militer, tempat petugas dan taruna mendapatkan pendidikan militer.
Terletak sekitar satu kilometer dari pusat kota Magelang. Melihat peran dan potensinya, maka museum ini terus berkembang. Ada penambahan jumlah koleksi seiring peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya.
Pengembangan museum ini terletak pada kelompok kegiatan khusus yaitu ruang pamer seperti penataan benda koleksi, sirkulasi, pencahayaan, keamanan benda koleksi. Tentu semua itu untuk kenyamanan bagi pengunjung dalam menikmati benda koleksi yang disajikan.
Update peningkatan teknologi, museum ini juga dilengkapi TV layar lebar, tiga dimensi dan ada ruang yang setiap sudutnya layar, termasuk lantai dan atapnya.
Baca Juga :
SISI LAIN Cerita dari Negeri Semangka
Hari Relawan Internasional Digelar di Bogor
Setelah “Sexy Killers” tentang Batu Bara, Kini “Barang Panas” tentang Geotermal
Terjerat Pinjol, Ibu di Depok Jual Anak Gadisnya ke Hidung Belang
Selain dijadikan obyek wisata bagi masyarakat umum untuk lebih mengenal sejarah kemiliteran, museum ini didirikan juga untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan patriot bagi taruna itu sendiri.
Anak-anak sekolah dari berbagai daerah seperti Jawa Timur dan Jawa Barat, mendominasi kunjungan ke Museum ini.
Per minggu, rata-rata terdapat sekitar 200 orang pengunjung, dan tidak dikenai tarif masuk, hanya diminta kesadarannya untuk memberikan uang perawatan secara sukarela.
"Kita tidak memasang tarif, karena semuanya demi pendidikan nasionalisme. Hanya saja, ketika ada pengunjung yang melebihi 10 orang, maka harus memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu dan ditujukan kepada Gubernur Akmil, apabila disetujui maka baru dipersilakan masuk," jelas guide kami.
Museum ini juga menawarkan jasa pemandu bagi wisatawan yang ingin mendapat penjelasan lebih detail. Terdapat pula toko souvernir yang dapat memuaskan hasrat belanja para pengunjung.
Sebelumnya :
MI DAARUSSALAAM Berkunjung ke Museum Panglima Besar Jenderal Sudirman
Ini Videonya :
Silakan klik:
⌣»̶·̵̭̌·̵̭̌☀̤̈Mutiara-Store..☀̤̈̇·̵̭̌·̵̭̌«̶⌣
#eduwisata #museumtaruna #madrasahhebat
No comments:
Post a Comment